Selasa, 28 Maret 2017

Booklet Akuntansi Biaya

DAFTAR KASUS AKUNTANSI BIAYA
No
Indikator
Bahan Kajian
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
1.
Kasus 1
Tujuan dan Ruang Lingkup Akuntansi Biaya
Klasifikasi Biaya
2.
Kasus 2
Harga Pokok Pesanan
ü  Penentuan Harga Pokok Pesanan
ü  Kartu Harga Pokok Pesanan
3.
Kasus 3
Harga Pokok Proses
Laporan Biaya Produksi per Departemen dengan metode rata-rata dan metode FIFO
4.
Kasus 4
Produk Bersama dan Produk Gabungan
Akuntansi Produk Bersama dan Produk Sampingan
5.
Kasus 5
Harga Pokok Standar
ü  Penentuan Biaya Standar
ü  Perhitungan dan Analisis Selisih
ü  Selisih Komposisi Bahan dan Selisih Hasil Pemakaian Bahan


KLASIFIKASI BIAYA
Klasifikasi Beban dalam Akuntansi Biaya
Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan biaya berdasarkan tujuan dari informasi biaya yang disajikan. Untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan biaya dan menyusun laporan keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada pihak manajemen, maka komponen biaya dikelompokkan dalam beberapa kelompokakun dengan klasifikasi sebagai berikut :
A.  Berdasarkan fungsi pokok dari aktifitas perseroan.
1.        Biaya Produksi (Production Cost) atau Biaya Harga Pokok Produksi (Cost of Good Sold) meliputi : Biaya Bahan Baku (Material), Tenaga Kerja Langsung / Buruh (Direct Labour), dan Biaya Operasional (Direct Overhead).
2.       Biaya Pemasaran (Marketing Expenses) : Biaya Promosi dan Iklan.
3.        Biaya Administrasi dan Umum (General Administration Expenses) : Biaya Gaji Karyawan, Overhead Kantor, dan biaya terkait lainnya. 
B.  Berdasarkan kegiatan atau volume produksi.
1.        Biaya Variabel (Variable Cost), Komponen biaya proporsional sesuai mengikuti volume produksi yang dihasilkan. Contoh Biaya Bahan Baku dan Overhead Langsung.
2.       Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), walaupun volumenya disesuaikan dengan kapasitas produksi namun pembayarannya bersifat lumpsum per bulan. 
3.        Biaya Semi variabel (Semi variable Cost), biaya yang mengandung dua unsur biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel (FC & VC)
C.  Berdasarkan objek yang dibiayai.
1.        Biaya Langsung (Direct Cost), Biaya yang dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), dan Biaya Bahan Baku (Direct Material)
2.       Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya Overhead Pabrik (Direct Overhead). 
D. Berdasarkan hubungannya dengan produksi
1.        Biaya Prima (Prime Cost) : biaya bahan baku langsung dan biaya TK langsung di mana biaya tersebut berhubungan langsung dengan produksi
2.       Biaya Konversi (Convertion Cost) : biaya yang berhubungan dengan mengolah bahan baku menjadi produk jadi sehingga CC terdiri dari biaya TK langsung dan FOH.


KASUS 1
Infromasi Umum
PT Paintindo Sejahtera merupakan salah satu perusahaan manufaktur dalam bidang produksi cat dinding kelas nasional. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996. Produksi dilakukan sendiri oleh perusahaan, dengan ini perusahaan membagi tiga bagian produksi utama yaitu: bagian pencampuran, bagian penyelesaian, dan bagian pengemasan.

Struktur Biaya
Berikut ini data-data mengenai struktur biaya PT Paintindo Sejahtera :
1
Cat utama
16
Listrik pabrik
2
Cat campuran
17
Air pabrik
3
Gaji bagian pencampuran
18
Listrik kantor
4
Gaji bagian penyelesaian
19
Air kantor
5
Gaji bagian pengemasan
20
Telepon
6
Gaji bagian persediaan bahan baku
21
Pajak bumi dan bangunan
7
Gaji bagian persediaan barang jadi
22
Asuransi pabrik
8
Gaji kepala departemen produksi
23
Penyusutan mesin pencampuran
9
Gaji kepala departemen persediaan
24
Penyusutan mesin penyelesaian
10
Gaji bagian departemen pembelian
25
Penyusutan mesin pengemasan
11
Gaji departemen pemasaran
26
Penyusutan bangunan pabrik
12
Gaji kepala departemen pemasaran
27
Penyusutan peralatan kantor
13
Gaji departemen keuangan
28
Penyusutan bangunan kantor
14
Gaji kepala departemen keuangan
29
Asuransi pegawai pabrik
15
Gaji direktur utama
30
Keamaan pabrik

Berdasarkan data-data di atas klasifikasikan biaya tersebut ke dalam :
1.        Biaya langsung dan biaya tidak langsung
2.       Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead, beban pemasaran, dan beban administrasi.
3.        Biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost).
4.       Biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya variabel berdasarkan volume produksi.





JAWABAN
1.        Biaya langsung dan tidak langsung
Ø  Biaya langsung
(1)     Cat utama                             (4) Gaji bagian penyelesaian
(2)    Cat campuran                       (5) Gaji bagian pengemasan
(3)    Gaji bagian pencampuran
Ø  Biaya tidak langsung
(20) Telepon


2.       Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead, beban pemasaran, dan beban administrasi
Ø  Biaya bahan baku langsung
(1)     Cat utama
(2)    Cat campuran
Ø  Biaya tenaga kerja langsung
(3)    Gaji bagian pencampuran
(4)    Gaji bagian penyelesaian
(5)    Gaji bagian pengemasan
Ø  Biaya overhead
(4)       Gaji bagian persediaan bahan baku
(5)       Gaji bagian persediaan barang jadi
(6)       Gaji kepala departemen produksi
(7)       Gaji kepala departemen persediaan
(8)       Gaji bagian departemen pembelian
(16)  Listrik pabrik
(17) Air pabrik
(21) Pajak bumi dan bangunan
(22) Asuransi pabrik
(23) Penyusutan mesin pencampuran
(24) Penyusutan mesin penyelesaian
(25) Penyusutan mesin pengemasan
(26) Penyusutan bangunan pabrik
(29) Asuransi pegawai pabrik
(30) Keamanan Pabrik

Ø  Beban pemasaran
(9)    Gaji departemen pemasaran
(10) Gaji kepala departemen pemasaran

Ø  Beban administrasi
(11)   Gaji departemen keuangan
(14) Gaji kepala departemen keuangan
(15) Gaji direktur utama
(18) Listrik kantor
(19) Air kantor
(27) Penyusutan peralatan kantor
(28) Penyusutan bangunan kantor



3. Biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost)
Ø  Biaya utama (Biaya BB + Biaya TKL)
(1) Cat utama
(2) Cat campuran
(3) Gaji bagian pencampuran
(4) Gaji bagian penyelesaian
(5) Gaji bagian pengemasan
Ø  Biaya konversi ( Biaya TKL + BOP )
(3) Gaji bagian pencampuran
(4) Gaji bagian penyelesaian
(5) Gaji bagian pengemasan
(6) Gaji bagian persediaan bahan baku
(7) Gaji bagian persediaan barang jadi
(8) Gaji kepala departemen produksi
(9) Gaji kepala departemen persediaan
(10) Gaji bagian departemen pembelian
(16)  Listrik pabrik
(17) Air pabrik
(21) Pajak bumi dan bangunan
(22) Asuransi pabrik
(23) Penyusutan mesin pencampuran
(24) Penyusutan mesin penyelesaian
(25) Penyusutan mesin pengemasan
(26) Penyusutan bangunan pabrik
(29) Asuransi pegawai pabrik
(30) Keamanan Pabrik
Ø  Yang tidak termasuk keduanya
(11) Gaji departemen pemasaran
(12) Gaji kepala departemen pemasaran
(13) Gaji departemen keuangan
(14) Gaji kepala departemen keuangan
(15) Gaji direktur utama
(18) Listrik kantor
(19) Air kantor
(20) Telepon
(27) Penyusutan peralatan kantor
(28) Penyusutan bangunan kantor




4. Biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya variabel
Ø  Biaya tetap
(8) Gaji kepala departemen produksi
(9) Gaji kepala departemen persediaan
(10) Gaji bagian departemen pembelian
(11) Gaji departemen pemasaran
(12) Gaji kepala departemen pemasaran
(13) Gaji departemen keuangan
(14) Gaji kepala departemen keuangan
(15) Gaji direktur utama
(21) Pajak bumi dan bangunan
(22) Asuransi pabrik
(23) Penyusutan mesin pencampuran
(24) Penyusutan mesin penyelesaian
(25) Penyusutan mesin pengemasan
(26) Penyusutan bangunan pabrik
(29) Asuransi pegawai pabrik
(30) Keamanan Pabrik
(27) Penyusutan peralatan kantor
(28) Penyusutan bangunan kantor
Ø  Biaya semivariabel
(3) Gaji bagian pencampuran
(4) Gaji bagian penyelesaian
(5) Gaji bagian pengemasan
(6) Gaji bagian persediaan bahan baku
(7) Gaji bagian persediaan barang jadi
(18) Listrik kantor
(19) Air kantor
(16)  Listrik pabrik
(17) Air pabrik
(20) Telepon


Ø  Biaya variabel
(1) Cat utama
(2) Cat campuran






JOB ORDER COSTING
Metode Harga Pokok Pesanan atau yang biasa dikenal dengan Job Order Costing Method adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada perusahaan atas dasar pesanan. Dalam kalkulasi biaya Job Order, setiap job atau pesanan adalah suatu satuan akuntansi yang dibebankan biaya bahan, upah dan biaya overhead dengan menggunakan nomor-nomor order, biaya untuk setiap pesanan yang dikerjakan untuk pelanggan tertenti dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu biaya Job Order.
Tujuan dari metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok pesanan secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi persatuan di hitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut.
Didalam suatu perusahaan, untuk memudahkan pembebanan biaya kepada setiap jenis produk pesanan dalam penerapan metode harga pokok pesanan, biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1.        Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang mudah ditelusuri melekatnya pada setiap produk pesanan yang dibuat. Oleh karena itu, baik biaya bahan langsung maupun biaya tenaga kerja langsung, dapat secara langsung dihitung sebagai bagian dari harga pokok produk. Dengan kata lain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada produk adalah biaya yang sesungguhnya terjadi untuk pembuatan produk yang bersangkutan.
2.       Biaya produksi tidak langsung Biaya yang termasuk kedalam golongan produksi tidak langsung, adalah biaya-biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk.
Dalam perusahaan yang membuat lebih dari satu jenis produk, banyak ditemukan biaya yang sulit ditelusuri melekatnya pada produk, sehingga terlalu rumit untuk secara langsung diperhitungkan sebagai bagian dari harga pokok tiap jenis produk yang dibuat. Oleh karena itu dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi tidak langsung yang dibebankan kepada produk, atau yang menjadi bagian dari harga pokok produk ditetapkan berdasarkan tarif yang telah ditetapkan sebelum proses produksi dimulai.
Dengan demikian, bukan biaya produksi tidak langsung yang sesunggguhnya terjadi. Perlu juga di perhatikan bahwa dalam metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang diproduksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.        Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
2.       Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk yang menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3.        Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
4.       Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya sesungguhnya ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
5.       Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Metode harga pokok pesanan juga mempunyai beberapa manfaat bagi manajemen perusahaan untuk:
1.        Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
2.       Mempertimbangkan penerimaan dan penolakan pesanan.
3.        Memantau realisasi biaya produksi.
4.       Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan.
5.       Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca. Metode harga pokok pesanan memiliki keuntungan dan kerugian.

1.        Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
Taksiran biaya produksi untuk pesanan                                                                            xxxx
Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan                 xxxx       +
Taksiran total biaya pesanan                                                                                  xxxx
Laba yang diinginkan                                                                                                               xxxx       +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan                                  xxxx
2.       Mempertimbangkan penerimaan dan penolakan pesanan.
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku                                                                     xxxx
Taksiran biaya tenaga kerja                                                                    xxxx
Taksiran biaya overhead pabrik                                                            xxxx       +
        Taksiran total biaya produksi                                                                                       xxxx
Biaya nonproduksi:
Taksiran biaya administrasi & umum                                 xxxx
Taksiran biaya pemasaran                                                                       xxxx       +
        Taksiran biaya nonproduksi                                                                                          xxxx       +
Taksiran total harga pokok pesanan                                                                                    xxxx

3.        Memantau realisasi biaya produksi
Biaya bahan baku sesungguhnya                                                                                  xxxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya                                                                                  xxxx
Taksiran biaya overhead pabrik                                                                                    xxxx       +
                Total biaya produksi sesungguhnya                                                            xxxx



4.       Menghitung laba rugi tiap pesanan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan                                                           xxxx
Biaya produksi pesanan:
Biaya bahan baku sesungguhnya                                                  xxxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya                               xxxx
Taksiran biaya overhead pabrik                                                    xxxx       +
                Total biaya produksi pesanan                                                                        xxxx
Laba/rugi bruto                                                                                                                 xxxx




Teknis Jurnal
1.  Pemakaian bahan baku
                Barang dalam proses – Biaya bahan baku                   xxxx
                                Persediaan bahan baku                                                    xxxx
2. Pencatatan biaya tenaga kerja
                Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja langsung                                xxxx                                      
                                Gaji dan Upah                                                                                                     xxxx
3. Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik
                Barang dalam proses – BOP            xxxx
                                BOP dibebankan                                                xxxx
4. Pencatatan persediaan barang jadi
                Persediaan barang jadi                                                                                      xxxx
                                Barang dalam proses – Biaya bahan baku                                                                   xxxx
                                Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja langsung                                                                xxxx
                                Barang dalam proses – BOP                                                                                            xxxx


KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan         :                                                                                               Pemesan               :
Jenis Produk       :                                                                                               Sifat pesanan       :
Tanggal pesan     :                                                                                               Jumlah                  :
Tanggal selesai   :                                                                                               Harga jual            :
Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Tgl
No
Ket
Jumlah
Tgl
Jam
Biaya
Jumlah
Tgl
No
Biaya
Jumlah









































































Bahan baku langsung                                       =
Tenaga kerja langsung                                      =
Overhead pabrik yang dibebankan               =                                              +
Total biaya produksi                                        =
KASUS 2
Percetakan “Nuansa Klasik” menerima pesanan kartu undangan pernikahan sebanyak 200 unit. Pesanan ini adalah pesanan nomor 347. Pesanan diterima pada 5 Maret 2016 dan akan diselesaikan pada tanggal 15 Maret 2016. Informasi berikut berhubungan dengan pesanan 347 :
a. Bahan baku yang  digunakan selama proses pencetakan :
9 Maret 2016       : Kertas Undangan no. 45 - 2 rim @ Rp 320.000
12 Maret 2016      : Tinta warna warni 3 liter @ Rp 112.000
b. Pembebanan biaya
                Elemen biaya                                                       Keterangan                          Biaya yang dibebankan
                Tenaga kerja langsung                                      30 jam                                    Rp 10000 per jam
                Biaya overhead pabrik                                      35 jam mesin                       
c. Perencanaan BOP per bulan
                Rp 1.200.000 dengan kapasitas 200 jam
d. Pihak pemesan menyetujui pembayaran dengan total biaya produksi ditambah 30 % laba.

Diminta : 1. Buatlah Kartu harga pokok pesanan
                  2. Hitunglah harga pokok produksinya
                  3. Buatlah jurnal yang dibutuhkan
JAWABAN                                                         
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan         : 347                                                                                        Pemesan               :
Jenis Produk       : kartu undangan                                                                Sifat pesanan       :
Tanggal pesan     : 5 Maret 2016                                                                     Jumlah                  : 200 unit
Tanggal selesai   : 15 Maret 2016                                                                    Harga jual**        :
Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Tgl
No
Ket
Jumlah
Tgl
Jam
Biaya
Jumlah
Tgl
Jam
Biaya
Jumlah
5/3
45
2 rim
620.000

30
10.000
300.000

35
6000*
210.000
12/3

3 ltr
336.000























=956.000



=300.000



=210.000
























Bahan baku langsung                                       =              956.000
Tenaga kerja langsung                                      =              300.000
Overhead pabrik yang dibebankan               =              210.000                  +
Total biaya produksi                                        =              1.466.000
Keterangan :
*Biaya overhead : Rp 1.200.000 ÷ 200 jam = Rp 6.000/jam
** Harga jual : Total biaya produksi x laba yang diinginkan = Rp 1.466.000 x (30% x Rp 1.466.000) = Rp 1.905.800
Jurnal
1.  Pemakaian bahan baku
                Barang dalam proses – Biaya bahan baku                   956.000
                                Persediaan bahan baku                                                    956.000
2. Pencatatan biaya tenaga kerja
                Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja langsung                                300.000                                
                                Gaji dan Upah                                                                                                     300.000
3. Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik
                Barang dalam proses – BOP            210.000
                                BOP dibebankan                                                210.000
4. Pencatatan persediaan barang jadi
                Persediaan barang jadi                                                                                      1.466.000
                                Barang dalam proses – Biaya bahan baku                                                                   956.000
                                Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja langsung                                                                300.000
                                Barang dalam proses – BOP                                                                                            210.000
PROCESS COSTING
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
I.            Karakteristik Metode Harga Pokok Proses. 

  1. Pengumpulan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi.
  2. Perhitungan HPP per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan.
  3. Penggolongan biaya produksi langsung dan tak langsung seringkali tidak diperlukan.
  4. Elemen yang digolongkan dalam BOP terdiri dari  biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun tidak langsung). BOP dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.

II.            Memperhitungkan Adanya Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai  diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya. Produk dalam proses awal periode ini akan membawa harga pokok    persatuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang  bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya , harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut.
Metode Rata-Rata Tertimbang
ü  Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya produksiyang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
ü  Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan depar temen berikutnya yang bersangkutan.

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
ü  Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang.
ü  Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
ü  Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periodesebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok  produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Teknis laporan (dengan persediaan proses awal)
1.        Unit Ekuivalensi
·         Selesai dan ditransfer ke departemen kedua (dicatat dari soal)
·         Barang dalam proses akhir (tingkat penyelesaian % x BB, tingkat penyelesaian % x TKL, tingkat penyelesaian % x BOP)
·         Jumlahkan tiap elemen biaya (BB,TKL,BOP) selesai dan ditransfer ke departemen kedua dengan barang dalam proses akhir.
2.       Laporan biaya produksi
Departemen Pertama
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Untuk bulan Juli 2015
Skedul kuantitas
Unit barang dalam proses awal                                                     xxxx
Unit barang dalam proses                                                               xxxx       +
                                                                                                                                                                xxxx
                Selesai dan ditransfer ke departemen kedua                              xxxx
                Unit barang dalam proses akhir                                                    xxxx       +
                                                                                                                                                                xxxx

                Biaya yang dibebankan                                   Total biaya                           Unit Ekuiv                           Biaya per unit
                Bahan baku                                                          xxxx                                       xxxx                                       xxxx
                Tenaga kerja langsung                                      xxxx                                       xxxx                                       xxxx
                Biaya overhead pabrik                                      xxxx       +                             xxxx                                       xxxx       +
                                Total biaya yang dibebankan         xxxx                                                                                       xxxx      

Pertanggungjawaban biaya
Selesai dan ditransfer ke Dept. kedua                                                                                                          xxxx
Barang dalam proses akhir
                Bahan baku                                                          xxxx
                Tenaga kerja langsung                                      xxxx
                Biaya overhead pabrik                                      xxxx       +
                                                                                                                                                                                xxxx       +
Total biaya yang dipertanggungjawabkan                                                                                                  xxxx

Teknis Jurnal
                Barang dalam proses – Dept kedua                              xxxx
                                Barang dalam proses – dept. pertama                          xxxx

                Barang dalam proses – gudang barang jadi                 xxxx
                                Barang dalam proses – dept. kedua                              xxxx



KASUS 3
CV Indocentra Makmur memproduksi makanan ringan secara massa. Melalui dua departemen, yaitu departemen pengadukan dan departemen penyelesaian disajikan data-data produksi selama bulan April 2014 sebagai berikut :
Keterangan
Pengadukan
Penyelesaian
Jumlah kilogram barang dalam proses awal
200 (100% BB, 80% TKL, 50% BOP)
300 (80% BB, 60% TKL, 20% BOP)
Jumlah kilogram masuk ke Dept. pengadukan
1000

Jumlah kg selesai dan ditransfer dari Dept. Pengadukan ke Dept. penyelesaian
800
800
Jumlah kg ditambahkan ke Dept. penyelesaian

400
Jumlah kg selesai dan ditransfer dari Dept. Penyelesaian ke gudang barang jadi

1000
Jumlah kg barang dalam proses akhir
400 (80% BB, 40% TKL, 20% BOP)
500 (100% BB, 60% TKL, 60% BOP)

Biaya barang dalam proses awal ( dalam ribuan rupiah)


Biaya dari dept. pengadukan

2.200
Bahan baku
1.500
1.500
Tenaga kerja langsung
1.000
750
Biaya overhead pabrik
1.100
800

Biaya ditambahkan selama periode berjalan (dalam ribuan rupiah)


Bahan baku
1.300
950
Tenaga kerja langsung
728
750
Biaya overhead pabrik
800
960

Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka :
1.        Buatlah laporan biaya produksi menggunakan metode rata-rata tertimbang departemen pengadukan
2.       Buatlah jurnal atas laporan biaya tersebut.




JAWABAN
1. Unit Ekuivalensi
Departemen Pengadukan

Bahan Baku
TKL
BOP
Selesai dan ditransfer ke dept. penyelesaian
800
800
800
Barang dalam proses akhir (80% BB, 40% TKL, 20% BOP)
320
160
80

1120
960
880

Departemen Penyelesaian

Dept pengadukan
Bahan baku
TKL
BOP
Selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi
1000
1000
1000
1000
Barang dalam proses akhir (100% BB, 60% TKL, 60% BOP)
500
500
300
300

1500
1500
1300
1300




2. Laporan biaya produksi
Departemen Pengadukan
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Untuk bulan April 2014
Skedul kuantitas
Unit barang dalam proses awal                                                     200
Unit barang dalam proses                                                               1000       +
                                                                                                                                                                1.200
                Selesai dan ditransfer ke departemen penyelesaian                  800
                Unit barang dalam proses akhir                                                    400         +
                                                                                                                                                                1.200

                Biaya yang dibebankan                                   Total biaya                           Unit Ekuiv                           Biaya per unit
                Bahan baku                                                          2.800.000                              1120                                        2.500
                Tenaga kerja langsung                                      1.728.000                               960                                         1.800
                Biaya overhead pabrik                                      1.760.000 +                           880                                         2000       +
                                Total biaya yang dibebankan         6.288.000                                                                              6.300

Pertanggungjawaban biaya
Selesai dan ditransfer ke Dept. penyelesaian (6300 x 800)                                                                     5.040.000             
Barang dalam proses akhir
                Bahan baku                          400 x ( 80% x 2500 )         = 800.000
                Tenaga kerja langsung      400 x ( 40% x 1.800 )         = 288.000
                Biaya overhead pabrik      400 x ( 20% x 2000 )         = 160.000     +
                                                                                                                                                                                1.248.000     +
Total biaya yang dipertanggungjawabkan                                                                                                  6.288.000

Jurnal Dept. Pengadukan
Barang dalam proses – dept penyelesaian                                                   5.040.000
                                Barang dalam proses – dept. pengadukan                                   5.040.000



JOINT PRODUCT
Dalam literatur Cost Accounting, istilah Joint Cost mempunyai 2 pengertian yaitu :
1.                    Common Cost, yaitu biaya overhead dari seluruh pabrik yang dalam rangka perhitungan harga pokok dialokasikan ke departemen-departemen yang ada (biaya bergabung).
2.                   Joint Cost, yaitu biaya produksi bersama yang dikeluarkan dalam proses produksi dan menghasilkan berbagai macam product.
JOINT PRODUCTION PROCESS
Yaitu proses produksi yang menggunakan bahan/input yang sama dan menghasilkan berbagai macam produk yang secara teknis tidak mungkin dihindari, misalnya suatu pabrik minyak disamping menghasilkan minyak juga menghasilkan ampas (produk sampingan), dan sebagainya.
Hasil daripada joint production process adalah “Joint Product”, yang terbagi 2 yaitu :
·         Main Product (Produk Utama)
·         By Product (Produk Sampingan)
Main product dan by product baru dapat diidentifikasi pada saat titik pemisahan (Split off Point/SOP).
Cara membedakan suatu produk sebagai main product atau by product adalah :
1.                    Jika nilai/sumbangan secara ekonomis yang relatif besar terhadap hasil penjualan maka produk tersebut disebut “Main Product” dan jika yang terjadi sebaliknya disebut By product.
2.                   Jika produk tersebut mempunyai akibat yang penting dalam pengambilan keputusan untuk memproduksi maka produk tersebut adalah “Main Product” dan sebaliknya.
Catatan : Faktor waktu, tempat dan situasi dapat mengubah peranan main product atau by product.
Biaya produksi yang dikeluarkan sampai dengan titik SOP disebut dengan Joint Cost, sedangkan biaya yang dikeluarkan setelah titik SOP disebut dengan “ Specific Cost/SC” atau “Separable Cost/Processing Cost”.
Yang dimaksud dengan Total Cost adalah Joint Cost + Specific Cost.
Cost per Unit : Total Product Cost/Unit Produksi.
Apa permasalahan dalam pembahasan Joint Cost ?
Bagaimana cara mengalokasikan joint cost tersebut kepada masing-masing joint product secara individual ?
Secara teoritis masalah ini tidak mungkin dipecahkan/tidak mungkin mengalokasikan biaya-biaya tersebut kepada masing-masing produk , ini dikarenakan joint cost tidak mempunyai hubungan kausal/sebab akibat dengan joint product secara individual.
Ada 4 Metode Mengalokasikan Joint Cost, yaitu :
(a)  Physical Units Allocation Method
(b)  Relative Sales Value at Split Off Point Method
(c)  Net Realizable Value at Split Off Point Method
(d)  The Constant Gross Profit Percentage Allocation Method

PHYSICAL UNITS ALLOCATION METHOD
(Metode Perbandingan Kuantitas/phisik)
Atau physical measure method atau units of output method, yang mana joint cost dialokasikan berdasarkan proporsi relatifnya pada titik pisah dengan menggunakan ukuran phisik yang umum seperti kg, liter, unit dan sebagainya.
Metode ini menghasilkan joint cost per unit yang sama untuk setiap hasil daripada joint product.
RELATIVE SALES VALUE AT SPLIT OFF POINT
Yaitu alokasi joint cost didasarkan pada harga jual pada saat titik SOP, dengan demikian biaya Joint Cost dialokasikan secara proporsional dengan kemampuan relatif untuk menghasilkan pendapatan yang dapat diidentifikasi ke produk individual.
NET REALIZABLE AT SPLIT OFF POINT
(Metode Taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi pada saat titik SOP).
Metode ini mengalokasikan joint cost berdasarkan taksiran nilai relatif yang dapat direalisasi atau ramalan nilai penjualan akhir dalam usaha normal dikurangi dengan ramalan biaya produksi  (processing cost) dan biaya pemasarannya.
THE CONSTANT GROSS PROFIT PERCENTAGE ALLOCATION METHOD
Metode ini mengalokasikan joint cost berdasarkan gross profit ratio yang sama dan berlaku untuk masing-masing produk.
Metode ini menggunakan konsep : Sales – COGS = Gross Profit, sedangkan unsur COGS merupakan total product cost yaitu Joint Cost ditambah dengan Processing Cost.

Pengalokasian Joint Cost kepada masing-masing joint product sangatlah penting dan perlu, karena perusahaan membutuhkannya untuk menetapkan besarnya harga pokok produksi dari produk-produk yang telah dihasilkan tersebut. Oleh sebab itu dalam praktek kita sering jumpai metode pengalokasian yang bersifat artifisial/semu artinya metode yang asing dengan lainnya hasilnya berbeda.
Harga Pokok produksi diperlukan untuk :
·         Menetapkan harga jual (dalam Income Statement)
·         Menetapkan besarnya persediaan barang jadi (dalam Balance Sheet).






KASUS 4
PT. Sejati Sejahtera ingin membuat ramalan penjualan tahun 2020.adapun data jualan actual selama 4 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
Penjualan
2016
4,400 Unit
2017
4,000 Unit
2018
3,800 Unit
2019
3,900 Unit
16,100 Unit
Pada Tahun 2020 Perusahaan berencana menjual satu jenis barang dengan harga jual per unit @ sebesar Rp. 100. Harga jual / unit tiap triwulan tahun 2020 mendatang diperkirakan naik 10% daroi triwulan dibelakangnya. Perkiraan jualan triwulan I = 30 %, II = 20 % , III = 20 % dan IV = 30 %.
Berdasarkan data diatas, buatlah ramalan jualan tahun 2020 dengan metode kuadrat terkecil dan susunlah anggaran jualan tiap triwulannya.

·         JAWABAN

Ramalan penjualan menggunakan metode kuadrat terkecil.
n
Tahun
Penjualan ( Y )
X
X2
XY
1
2016
4,400 Unit
0
0
0
2
2017
4,000 Unit
1
1
4,000
3
2018
3,800 Unit
2
4
7,600
4
2019
3,900 Unit
3
9
11,700
16,100 Unit
6
14
23,300
                                           n ∑ XY - ∑X ∑Y
                        Cari b                 :   -----------------------------------
                                                                n ∑X2 – ( ∑X )2

b = ( 4 * 23,300 ) – ( 6 * 16,100) / ( 4 * 14 ) – ( 6 ) 2
    =  93,200 – 96,600 / 56 – 36
   = - 3,400 / 20
   = - 170
                         
Cara Cari a = ∑Y / n    -   b   ∑X / n
a   = 16,100 / 4     -   ( - 170 )   6 /4
    = 4025 + 255
    = 4280
                                             
  Jadi persamaan garis lurus metode kuadrat terkecil : a + bX
  Ramalan Penjualan 2020 =   4,280 + ( - 170* 4 )
                                              =   4,280 – 680
                                              =   3,600 Unit.

·         Anggaran Penjualan

Perkiraan Penjualan Triwulan I :
30 % * 3,600 * Rp. 100   =  Rp. 108,000
Perkiraan Penjualan Triwulan II :
20 % * 3,600 * Rp.100    =  Rp. 72,000
Perkiraan Penjualan Triwulan III :
20% * 3,600 * Rp.100     = Rp. 72,000
Perkiraan Penjualan Triwulan IV :
30% * 3,600 * Rp. 100    = Rp. 108,000

Anggaran Penjualan Setahun adalah Rp. 360,000



STANDART COSTING
Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktorfaktor lain dalam keadaan normal. Harga Pokok Standard (Standard Costing) adalah pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu yang ditentukan di muka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Pada dasarnya di dalam Harga Pokok Standar terdiri dari 3 aktivitas yaitu : (1) Penentuan Standar (2) Pengumpulan biaya yang sesungguhnya terjadi (3) Analisis selisih biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
Manfaat Harga Pokok Standar, antara lain :
1. Perencanaan dan penyusunan anggaran
2. Pembuatan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan produk dan lain sebagainya.
3. Pengendalian biaya.
4. Menilai hasil pelaksanaan.
5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya.
6. Menerapkan Management by objective (MBO).
7. Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke produk selesai dan persediaan produk dalam proses.
8. Menekan biaya administrasi dengan menyederhanakan prosedur akuntansi.
9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat.

Jenis-Jenis Standar :
1. Standar Teoritis (Theoretical standard)
2. Standar Dasar (Basic Standard)
3. Standar Pelaksanaan Terbaik yang Dapat dicapai (Normal Standard)

Cara Penentuan Harga Pokok Standar : Harga Pokok Standar menyangkut biaya produksi standar, yaitu meliputi :
1. Biaya Bahan Baku Standar
a. Harga bahan baku standar
b. Kuantitas bahan baku standar
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
a. Tarif upah langsung standar
b. Jam kerja langsung standar
3. Tarif Biaya Overhead Pabrik Standar.




Perhitungan Selisih Biaya: Selisih Biaya Bahan Baku
a. Selisih Harga Bahan baku (Material Price Variance)
SHBB = (H ssg – H std) x Kt ssg
b. Selisih Kuantitas Bahan Baku (Material Quantity Variance)
SKBB = (Kt ssg – Kt std) x H std

Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Selisih Tarif Upah (Labor Rate Variance)
STU = (TU ssg – TU std) x JK ssg
b. Selisih Jam Kerja / Selisih Efisiensi Upah (Labor Efficiency Variance)
SJK = (JK ssg – JK std) x TU std

Selisih Biaya Overhead Pabrik Analisis 2 Selisih
a. Selisih Terkendali (Controllable Variance) adalah selisih antara overhead pabrik aktual yang terjadi dengan kelonggaran anggaran ( total jumlah standar dari overhead variabel yang dianggarkan untuk produksi aktual ditambah total Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan)
                                ST = BOP ssg - {( KN x TT ) + ( K std x TV )}
b. Selisih Volume (Volume Variance) SV = ( KN – K std ) x TT
Analisis 3 Selisih
a. Selisih Pengeluaran (Spending Variance) adalah selisih antara biaya aktual dengan kelonggaran anggaran (suatu anggaran yang disesuaikan untuk mencerminkan tingkat aktivitas aktual)
                SP = BOP ssg - {( KN x TT ) + ( K ssg x TV )}
b.Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance) adalah perbedaan antara jumlah biaya overhead tetap dianggarkan dengan aktivitas aktual.
 SK = ( KN – K ssg ) x TT

Selisih Efisiensi ( Efficiency Variance) setara dengan tarif overhead dikalikan dengan selisih antara tingkat dasar alokasi aktual dengan jumlah standar
SE = ( K ssg – K std ) x T.BOP

Analisis 4 Selisih Merupakan perluasan dari analisis 3 selisih dimana Selisih Efisiensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. . Selisih Efisiensi Tetap ( Fixed Efficiency Variance)
                SET = ( K ssg – K std ) x TT
b. Selisih Efisiensi Variabel ( Variable Efficiency Variance)
SEV = ( K ssg – K std ) x TV

KASUS 5
Sebuah perusahaan garmen yang menghasilkan kemeja pria menggunakan sistem harga pokok standar dalam menghitung harga pokok dari produk yang dihasilkannya. Kapasitas normal per bulan adalah 2.500 helai kemeja yang dikerjakan dalam 10.000 jam mesin. Anggaran biaya overhead pabrik yang disusun berdasarkan jam mesin berjumlah Rp 37.500.000 di mana 60 % diantaranya bersifat variabel.
Harga pokok standar untuk menghasilkan satu helai kemeja adalah sebagai berikut :
 Biaya bahan baku 2 m @ Rp 12.500 = Rp 25.000
Biaya tenaga kerja langsung 5 jkl @ Rp 2.000 = Rp 10.000
Biaya overhead pabrik 4 JM
Selama satu periode telah dihasilkan kemeja sebanyak 2.490 helai dengan biaya sebagai berikut : 
Dipakai kain sebanyak 4990 m @ Rp 12.490 
Dibayar gaji dan upah sebesar Rp 24.910.000 untuk 12.455 jam kerja langsung 
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 37.320.400 dengan 9.965 jam mesin
Diminta : 
1. Hitung besarnya harga pokok standar untuk menghasilkan 1 helai kemeja.
2. Hitung selisih biaya yang terjadi untuk menghasilkan 2.490 helai kemeja.
3.  Analisiskan selisih biayanya
JAWABAN
Tarif BOP             =     Anggaran BOP              = Rp 37.500.000 = Rp 3.750 / JM
    Kapasitas Normal               10.000 JM

Tarif Variabel = Anggaran BOP Variabel                      = 60 % x Rp 37.500.000 = Rp 2.250 / JM
Kapasitas Normal                                 10.000 JM

Tarif Tetap = Anggaran BOP Tetap = 40 % x Rp 37.500.000 = Rp 1.500 / JM
Kapasitas Normal             10.000 JM

Harga pokok standar per helai kemeja adalah :
Biaya bahan baku : 2 m @ Rp 12.500 = Rp 25.000
Biaya tenaga kerja langsung : 5 JKL @ Rp 2.000 = Rp 10.000
Biaya overhead pabrik :
Variabel : 4 JM @ Rp 2.250 = Rp 9.000
Tetap : 4 JM @ Rp 1.500 = Rp 6.000 Rp 15.000 +
Harga pokok standar per helai kemeja ……………………… Rp 50.000



Perhitungan Selisih Biaya
Biaya      Harga Pokok Standar                                       Harga Pokok Sesungguhnya                                          Selisih Biaya       
BBB        2.490 x Rp 25.000 = 62.250.000                     4.990 x Rp12.490               = 62.325.100                          75.100
BTK       2.490 x Rp 10.000 = 24.900.000                      12.455 x Rp 2.000              =24.910.000                         10.000
BOP       2.490 x Rp 15.000 = 37.350.000                       9.965 JM ………..    =37.320.400                           (29.600)
 Total     124.500.000                                                                                                         124.555.500                          55.500

Analisis Selisih
Selisih Biaya Bahan Baku Rp 75.100 UV
a. Selisih Harga Bahan baku SHBB = ( H ssg – H std ) x Kt ssg = ( 12.490 - 12.500 ) x 4.990 = 49.900 FV
b. Selisih Kuantitas Bahan Baku SKBB
= ( Kt ssg – Kt std ) x H std = ( 4.990 – 2.490 x 2 ) x 12.500
= ( 4.990 – 4.980 ) x 12.500 = 125.000 UV

Selisih Biaya Tenaga Kerja Rp 10.000 UV
a. Selisih Tarif Upah (Labor Rate Variance) STU = ( TU ssg – TU std ) x JK ssg = ( 2.000 – 2.000 ) x 12.455 = 0

b. Selisih Jam Kerja / Selisih Efisiensi Upah SJK = ( JK ssg – JK std ) x TU std = ( 12.455 – 2.490 x 5 ) x 2.000 = ( 12.455 – 12.450 ) x 2.000 = 10.000 UV 

1 komentar:

  1. Mau nanya, kasus 4. Setiap triwulan kan di rencanakan harga per unit naik 10%. Itu kenapa di pembahasan anggaran penjualan untum triwulan ke 2,3,4 tetep Rp 100 ya?

    BalasHapus

Pengantar Bisnis

Pengantar Bisnis Download PPT https://docs.google.com/presentation/d/1bs_Fu-eHGh1wk0_niiKD2k8HneOukK1q90mcGQzV5_4/edit?usp=sharing PPT Ke...